

JAYAPURA (LINTAS PAPUA) – Wakil Wali Kota Jayapura Ir H Rustan Saru MM berharap agar pekerjaan proyek pembangunan Jembatan Hamadi-Holtekamp harus memperhatikan aspek pendekatan sosial kepada masyarakat.
“Terutama dalam hal pembebasan lahan dan pemilik hak ulayat sangat penting untuk dirangkul agar ruas jalan yang menghubungkan akses ke jembatan dapat difungsikan untuk umum,” ujarnya dalam sambutannya saat menghadiri kegiatan dimulainya pekerjaan lifting center span 2 proyek Pembangunan Jembatan Holtekamp, Kamis (15/3/2018) pekan kemarin.
Sehingga diungkapkannya Pemerintah Kota (Pemkot) berharap agar jalur tranportasi antar Kota Jayapura dan Pos Lintas Batas Negara di Skouw akan semakin dekat. “Artinya dapat menghemat waktu dan mempercepat tiba di wilayah perbatasan dari sebelumnya dimana waktu tempuh perjalanan sepanjang 10 sampai 12 km yang memakan waktu selama satu jam itu,” ucapnya.

Selain sektor waktu, dikataķannya juga jembatan itu juga akan menunjang kebutuhan ekonomi daerah.
“Kami meminta kepada plan design agar pengembangan lebih lanjut di kirim ke Pemkot, hal ini terkait potensi wisata laut kita dibawah jembatan itu. Sebab wisata kita masih indah dan belum banyak tersentuh,” tandasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa pihak Pemkot Jayapura sangat berbangga dan bersyukur pada Tuhan, di lokasi sebelemunya yang Tidak terduga ini akan terjadi jmbatan yg terpanjang Di indonesia yang panjangnya sekitar 700 meter, dan lekungnya 125 meter. Sehingga jembatan ini akan menjadi suatu monument atau icon kota jayapura yang Sangat fundamental.

Lanjutnya, jembatan yang rencananya akan selesai pada September 2019 memiliki lengkung span yang bisa dikatakan terpanjang di Indonesia, pada lifting center span 2 ini ke depannya setelah selesai.
“Selain menjadi ikon Kota Jayapura, jembatan ini juga mewujudkan Nawa Cita Presiden Jokowi untuk mempercepat ekonomi di daerah perbatasan,” bebernya.

Adapun proyek yang dimulai pada 15 Juli 2015 ditargetkan dan rencananya akan diresmikan pada 29 September 2019. Dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesi Joko Widodo, lalu atas pengusulan Wali Kota Jayapura agar diberi nama sebagai jembatan Sukarnopura. (Elsye Sanyi / Koran Harian Pagi Papua)











