Hal ini disampaikan Sopia Melisa Serontou, selaku Warga Masyarakat Kampung yang juga pengelola jasa domentik wisatawan lokal ini, sekaligus menyampaikan bahwa potensi wisata banyak yang bisa dikembangkan di wilayah Pesisir Tanah Merah.
“Selama ini, masyarakat pencinta Wisata Dosmetik Maupun Manca Negara hanya mengetahui potensi wisata Bahari dan wisata pantai yang masih terbatas tidak menyeluruh, padahal di Kampung Tablasupa juga memiliki Wisata Alam Pegunungan Cyklop,” ujar Sopia Melisa Serontou, kepada Harian Pagi Papua, Senin (28/8/2017).
Dijelaskan, bahwa secara umum, Kampung Tablasupa masuk dalam Distrik Depapre di Kabupaten Jayapura dengan jarak tempuh dari Kota Sentani atau Bandara Sentani kurang lebih dua jam.
“Selain pemandangan yang indah dengaN wilayah laut dan pantainya, juga kita akan di manjakan dengan tarian burung Cenderawasih di Pagi hari, yang mana saat Betina Bertengger..akan Menarik Jantan untuk berdatangan,” ungkapnya.
Akan tetapi, kata Sopia, Untuk dapat lihat Burung Surga ini , maka harus bisa bangun pagi hari.
“Kita jamin, jika anda tidak punya waktu di pagi hari..anda bisa menyaksikan di sore hari..Kami jamin..Mata anda akan di manjakan dengan pesona alam pegunungan Cyklop,” jelasnya.
Disampaikan, bahwa untuk sampai di spot cenderawasih Jarak dari terminal ke spot cenderawasih plot 2 Sroseke 1 km, sehingga jam 4.20 WIT mulai star dari jalan raya.
“Koyauw Plot 1 jarak dari jalan raya 1 km jalannya menanjak, sedangkan plot 3 Benouw arah Yepase,” sambungnya.
Sementara itu, Fredik Somisu, Selaku Guide Cenderawasih, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, akan melayani jika ada wisatawan yang datang dan ingin melihat keindahan.
“silakang hubungi guide jika ingin menyaksikan keindahan Cenderawasih, jika anda ingin memanjakan mata anda dengan pesona alam bawah laut,” tuturnya.
Adapun , dalam kesempatan tersebut, untuk memastikan dan berkomunikasi jika ingin guide Cenderawasih, yakni Fredik Somisu ( 082198197311 ) dan Silas Demetou ( 085244283743 ).
“Pihaknya juga menawarkan diving di Napeombag Diving Poin dan Kisimarway Diving Poin, dengan melihat alam bawah laut tak kalah indah, sehingga kepada masyarakat silahkan datang dan menikmati hal ini, sebab akan di dampingi guide diving bersertifikat SSI,” tandasnya.
“Semua memang baik, namun pengelolaannya yang belum berjalan baik, sehingga dalam waktu dekoat akan dibentuk traveling to Tanah Merah,” tandasnya.
Tentunya untuk mempermudah masyarakat menjual produk yaitu layanan jasa dan para pembeli pelangan dapat mengupdate informasi dengan baik dan benar, sehingga masyarakat Tanah Merah Mampu menjalankan bisnis pariwisata sesuai standar Operasional Pariwisata.
Kampung Tablasupa sendiri dalam bulan Juli kemarin sempat merayakan sebuah pergelaran yang menjadi objek wisata, yakni Masyarakat Tablasupa kembali melakukan ritual tangkap ikan secara tradisional menggunakan Akar Tuba (Sejo) atau sering dikenal dengan nama Akar Bore, hal ini sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Kampung Tablasupa, yang direncanakan Senin (23/7/2017), bertempat dilakukan di lokasi wisata laut Tanjung Tanah Merah, Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.
Hal ini diakui Kepala Suku Serontou, Mesak Serontou, sekaligus menjelaskan, bahwa sebelum ritual ini dilaksanakan, dilakukan rapat terlebih dahulu melalui rapat keluarga Serontou, dengan memutuskan unutuk membuat larangan (tiyatiki) tangkapan ikan di wilayah Tanjung Tanah Merah.
“Dalan jangka waktu 1 – 2 tahun, ketika ikan sudah bertambah banyak, maka mereka akan memberitahukan kepada sanak saudara mereka yang berada di luar kampung atau Mengke Syo (peranakan dari kampung) untuk turut berpesta dalam ritual tangkap ikan secara tradisional,” ujar Mesak Serontou, dalam undangan yang ditulis di Kampung Tablasupa, Senin (24/7/2017). Inilah kekayaan alam yang disediakan Tuhan dan layaknya dikelola secara baik dan diatur untuk peningkatan perekonomian masyarakat. (Eveerth Joumilena)</em>







