“Kami sudah sampaikan kepada masyarakat, sehingga sesuai rencana pada Senin (21/8) bersama ribuan warga Deiyai telah siap untuk kita mendatangi DRPD setempat,” ujar Ketua Tim Peduli Kemanusiaan Deiyai (TPKD), Yuli Mote, saat dikonfirmasi, Minggu (20/8).
Kata Yuli Mote, aksi damai seharusnya digelar minggu lalu. “Tapi, dua minggu belakangan ini kami (seluruh warga Deiyai) selesaikan duka,” kata Yuli Mote, asi, saat dikonfirmasi, Minggu (20/08) di Wagete, Deiyai.
Namun, sesuai kesepakatan TPKD dan keluarga korban aksi akan digelar bersama seluruh warga Deiyai. Dalam aksi damai, seluruh warga Deiyai akan desak kepada DPR Deiyai untuk bentuk panitia khusus (Pansus). Agar, Pansus tersebut bisa mengawal proses jalannya kasus Oneibo hingga tuntas.
“Tujuan aksi sudah jelas. Warga Deiyai akan mendesak usut tuntas terkait tragedi 1 Agustus di kampung Oneibo, Deiyai,” tegas Yuli Mote.

Dirinya berharap, Pemerintah bisa menerima aspirasi secara baik, bukan hanya legislatof saja, tetapi juga eksekutif bupati, wakil bupati, Sekda, karena dengan kasus ini justru masyarakat tidak diperhatikan dengan baik dan pemerintah seperti membiarkan semua terjadi begitu saja.
Sementara itu, Koordinator Aksi Damai, Ones Madai mengatakan, terkait aksi damai ini sudah laporkan kepada pihak keamanan. Selain itu, tim juga sudah sampaikan kepada polisi pamong praja (Pol PP).
“Hingga saat ini, persiapan aksi damai sudah mencapai 90 persen,” kata Madai.
Kata Madai lagi, TPKD juga telah menyepakati bersama untuk lakukan aksi tersebut. Keluarga korban mau agar kasus tersebut harus diusut tuntas.
Dalam aksi damai tersebut, Madai menjelaskan, tidak hanya warga asli Deiyai. Warga non Papua yang ada di Deiyai sudah nyatakan sikap untuk akan mengambil bagian dalam aksi tersebut.
Kata Madai, TPKD yang mewakili seluruh warga Deiyai telah siapkan sejumlah pernyataan sikap yang akan dibacakan. “Kami tetap akan desak kepada Pemkab dan DPR agar harus penuhi pernyataan sikap yang telah disiapkan dari warga,” katanya. (*)






