Menurut Gubernur Papua, Lukas Enembe, mestinya insiden penembakan tak harus terjadi jika oknum aparat yang ditempatkan di daerah itu, tahu betul dengan karakter masyarakat setempat. Apalagi suku Mee yang mendiami wilayah Papua bagian tengah ini, merupakan etnis yang lebih dulumenerima budaya modern dari luar.
“Makanya TNI dan Polri harus belajar (karakter masyarakat setempat). Masakan kejadian pembunuhan berturut-turut terjadi di wilayah mereka. Apa salah mereka?”
“Karena itu, harus kita hati-hati mengelola konflik yang terjadi. Jangan berturut-turut, terjadi penembakan seperti di Paniai, Deiyai dan Mimika.Sehingga sekali lagi saya minta semua orang yang datang ke Papua harus belajar budaya orang asli,” imbaunya.
Menurut dia, Papua memliki 272 suku. Dimana setiap suku memiliki keunikannya tersendiri. Oleh karenanya, Lukas berharap melalui pembelajaran karakter masyarakat asli setempat, diharapkan sejumlah insiden penembakan oleh oknum aparat tak lagi terjadi dimasa mendatang.
Sebelumnya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua mengimbau pihak aparat keamanan agar tak buru-buru melepaskan tembakan, bila sedang berhadapan dengan masyarakat dalam kondisi serta situasi apa pun.
Ketua FKUB Papua Lipiyus Biniluk meminta, aparat keamanan lebih sabar dan berpikir panjang sebelum mengeluarkan tembakan, ketika sedang berhadapan dengan masyarakat dalam situasi dan kondisi apa pun.
“Kalau bisa lebih kedepankan upaya persuasif dengan membangun komunikasi. Sehinggaada solusi yang baik tanpa merugikan satu pihak apalagi sampai ada nyawa yang hilang,”harapnya. (Erwin / Koran Harian Pagi Papua)





