Mano memaparkan pertumbuhan penduduk di kota yang dipimpinnya cukup tinggi dan terbesar didunia. Dimana luas wilayah Kota Jayapura juga hampir sama dengan jumlah penduduk yakni 240 kilometer persegi atau 94 hektar.
“Ini yang melandasi kita membuat laporan-laporan dimasing-masing dinas, dibagian-bagian lainnya, BUMN, BUMD dan juga terutama di Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) terkait luas wilayah, jangan bikin luas wilayah sendiri-sendiiri,” ujarnya.
Tata wilayah kependudukan yang melandasi program yang dilakukan, yakni menyangkut luas wilayah, ada jumlah penduduk. “Jadi jangan sampai kita salah dengan ukuran luas wilayah Kota Jayapura,” ujarnya.
“Perhitungan terkait jumlah penduduk ini perlu dihitung kembali secara berkala, sebab lima tahun kedepan, penduduk di Kota Jayapura akan berubah, ada yang mati, ada yang pindah,” ujarnya.
“Distrik di Kota Jayapura itu ada lima distrik, jangan tambah-tambah, ada yang bikin empat distrik, ada yang bikin enam distrik, jangan beda-beda,” ujarnya.
Lima distrik yakni Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, Distrik Heeram, dan Distrik Muara Tami.
“Ada 25 kelurahan, ada yang salah menyebutkan jumlah kelurahan salah, semua harus sama, harus mengacu pada satu,” ujarnya.
(LintasPapua.com))
Selain itu, kata dia, ada 14 kampung yang ada di Kota Jayapura, sehingga diharapkan tidak ada yang menambah jumlah kampung yang ada, atau jangan kurangi. “Jumlah kampungnya ada 14 tetapi ondoafi/pemilik hak ulayat tanah itu ada 10 ondoafi,” katanya.
Kampung-kampung yang ada di Jayapura yakni Kampung Tobati, Kampung Kayu Batu, Kampung Kayu Pulo, Kampung Enggros, Kampung Nafri, Kampung Yoka, Waena Kampung.
Selanjutnya, tambah dia, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Yambe.Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp, Kampung Koya Koso, dan Kampung Moso. (Elsye Sanyi /Sumber Koran Harian Pagi Papua)





