
Acara yang dimulai tepat saat jadwal makan siang 12.30 Waktu Indonesia Timur, diawali dengan doa dan dilanjutkan sepatah kata dari Max Olua, selaku Putra Asli Sentani, yang mengundang hamba – hamba Tuhan.
“Ini adalah berkat yang dirasakan selama ini juga sangat lebih dan sedikit gula dan kopi serta daun the untuk mereka para hamba Tuhan yang melayani di Sentani, terleih panggilan hati sebagai anak Sentani, sehingga ajakan makan bersama adalah hiklas dan tidak ada maksud apapun, melainkan mensyukuri berkat Tuhan dalam kehidupan sehar – hari,” ujar Max Olua, dalam kesempatan tersebut.
Dikatakan, bahwa apa yang dilakukan mungkin masih jauh dari sempurna dan kalau ada yang kurang bias disesuaikan, sebab ini juga menjadi pelayanan dalam keluarga untuk saling membantu sesama.
“Tentunya sebagai seorang majelis dan ketua KNPI Papua dan ketua komite sekolah SD YPK Yoka Baru, semua Karen anugerah Tuhan, sehingga jamuan kasih sebagai ungkapan syukur,” tuturnya.
Mantan Kadistrik Abepura ini, datang bersama dua anaknya perempuan dan bersama seorang istri, serta juga dari GKI Hebenhaezer Yoka, Pdt. Oktafina Kormasela, S.Th.
Sementara itu, Ibu Maria Pulanda, mewakili para hamba Tuhan Klasis Sentani menuturkan, sangat berterimkasih atas semua upaya dan undangan makan siang.
“Tentunya ini menjadi hal baru diundang pejabat anak asli Sentani, namun semu tentunya, karena kebaikan Tuhan Yesus dalam kehidupan sehari – hari,” ujar Ibu Maria Pulanda.
Senada dengan itu, Pdt. Hosea Taudufu, dan Pdt. Robby Depondoye, S.Th juga menyampaikan hal yang sama, yakni berterimakasih atas berkat – berkat Tuhan yang diberikan.
Secara umum, semua hamba – hamba Tuhan dari Gereja Kristen Injili (GKI) Klasis Sentani menyampaikan terimakasih atas perhatian dan berkat yang diberikan, tentuny menjadi harapan dan doa, agar Max Olua tetap setia dalam pelayanan dan terus berkarya bagi pembanguan Papua dan terlebih melayani Tuhan sebagai majelis Jemaat GKI Ebenhaezer Yoka. Jamuan kasih diakhiri dengan pemberian bingkisan gula, kopi dan kebutuhan dapur, sehingga menjadi berkat dalam kehidupan. (***)






