

JAYAPURA (LINTAS PAPUA ) – SOLIDARITAS UNTUK PEDAGANG ASLI PAPUA (SOLPAP) meminta dan menolak dengan tegas semua kegiatan, baik yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh Pokja Papua dengan mengatasnamakan Mama-mama Papua, apalagi kegiatan yang dilakukan tanpa koordinasi.
“Mengingat selama ini tidak ada koordinasi yang jelas dan transparan kepada kami Solpap dan khususnya bagi mama-mama pedagang asli Papua; yang cenderung dilakukan secara tidak transparan dan bersifat sepihak serta tidak mengakomodir kebutuhan mama-mama hari ini,” ujar Perwakilan SOLPAP, Sem Awom, yang dibenarkan Frengky, Meti, Thedy Pekey dan Natan Tebay serta sejumlah pengurus, di Kantor SOLPAP di Jayapura, Jumat (17/3).
Dijelaskan, Solpap dan mama-mama diperhadapkan dengan Pokja Papua, yang sejak peletakkan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo hingga pasar sudah berdiri, selalu bergerak sendiri tanpa koordinasi dan pembicaraan yang baik dengan mama-mama dan juga Solpap, dalam hal mempersiapkan mama-mama tuk nantinya pindah ke pasar baru.
“Pokja Papua, yang selalu bergerak sendiri dengan mengatas namakan Presiden dan kementrian BUMN, seolah-olah mau mengambil alih semua kerja yang selama ini Solpap dan mama-mama sudah buat. Pada dasarnya semua yang Pokja Papua rancang dan lakukan sudah dibahas dan disiapkan oleh Solpap untuk nantinya akan diterapkan ke mama-mama dalam persiapan memasuki pasar baru dan proses pendampingan kedepan,” ungkapnya.
Sementara itu, Thedy Pekey mendesak, langkah baiknya Pokja Papua sebelum masuk dan melakukan semua program-programnya yang berkaitan dengan mama-mama dan juga pasar baru, harus berkoordinasi intens dengan Solpap, yang sudah sejak awal perjuangan sudah bersama dengan mama-mama pedagang asli Papua.
“Sehingga ada sinergitas dan sinkronitas antara kerja Pokja dan Solpap, sebab hal ini yang membuat kami Solpap merasa tidak dihargai dan dianggap sepele oleh Pokja Papua,” katanya.
Ditambahkan, Solpap tidak akan mengijinkan siapapun, baik individu maupun organisasi atau elemen manapun untuk mengambil, meminta apalagi menggunakan DATA atau identitas mama-mama untuk keperluan lain diluar kebutuhan mama-mama hari ini.
“Yang nantinya hanya akan menimbulkan konflik internal, baik diantara mama-mama sendiri, maupun antara kami pengurus Solpap dengan mama-mama,” tuturnya menilai.

SOLPAP menegaskan, bahwa selama kami belum duduk bersama dan membicarakan kerja sama yang baik dengan Pokja Papua maupun pemerintah untuk kepentingan mama-mama.
“Maka tidak ada seorang pun mama-mama yang akan kami akomodir untuk pindah ke pasar baru, mengingat dengan adanya miskoordinasi ini berpotensi menimbulkan konflik diantara mama-mama sendiri,” ucapnya berpesan.
Dalam jumpa pers tersebut, berbagai elemen organisasi di Papua ikut mendukung SOLPAP, diantaranya, Mama-mama Pedagang asli Papua, SKPKC OFM Jayapura, SKPKC Sinode GKI di Tanah Papua, FOKER LSM Papua, LP3A Papua, KKRS STFT Fajar Timur, Dehaling UNCEN, GMKI, PMKRI, Pemuda Katolik KOMDA Papua, Pemuda Katolik Komcab Kota Jayapura, GARDA-P, FIM, ALDP Papua, IFGF Jayapura, HAPIN Papua, LBH Papua dan KORK Papua. (Eveerth Joumilena)





