
Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib”
(Kolose 2:14).
Paulus memberitahu jemaat Kristen di Galatia bahwa tujuannya adalah untuk hanya bermegah dalam satu hal—salib Yesus Kristus (Gal. 6:14). Dan itulah persisnya yang diungkapkan oleh Paulus di dalam ayat Alkitab kita hari ini, yang mana dengan penuh warna ia menggambarkan apa yang dilakukan oleh Allah di Golgota. Paulus meminta perhatian jemaat Kolose pada “surat utang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum”. Kata yang digunakannya menunjukkan benda yang ada dalam pikirannya. “Surat utang” diterjemahkan dari cheirographon, yang merupakan terjemahan harfiah. Namun demikian ia memiliki makna teknis. Ketika orang meminjam uang, mereka biasanya menulis dengan tangan sendiri sebuah Surat Hutang di mana mereka berjanji untuk membayar utang tersebut. Dokumen ini disebut cheirographon. “Ketentuan Hukum” diterjemahkan dari dogma. Istilah kita “ketentuan-ketentuan” juga menggambarkan arti yang sesuai. Meskipun merupakan sebuah istilah umum, orang Yahudi Helenis menggunakannya untuk perintah Allah, ketentuan-ketentuan hukum itu mengikat bagi manusia.
Dengan kata lain, Paulus di sini menunjukkan bahwa hukum Perjanjian Lama merupakan dasar bagi utang piutang—alasan mengapa cheirographon ditulis. Manusia—baik Yahudi maupun bukan Yahudi—telah melanggar perintah itu, sehingga memunculkan suatu utang. (Dosa di kalangan orang Yahudi dan orang Kristen terkadang disebut suatu utang. “Ampunilah utang-utang kami…” [Terjemahan bahasa Inggris Mat. 6:12.])
Pikiran yang dibayang-bayangi utang yang mengancam seperti pedang Damokles tidaklah menyenangkan, terutama di dalam masyarakat yang orang- orangnya bersusah payah bekerja mencari nafkah sehari-hari. Itulah mengapa Paulus menggambarkan surat utang itu “mendakwa dan mengancam kita.” Catatan utang itu adalah musuh kita.
Tetapi Allah, pihak yang kepada-Nya kita berutang (“dosa terhadap Allah” [Kej. 39:9; serupa dengan itu Mzm. 41:4; 51:4), mengambil cheirographon itu dan menghapuskannya (exaleipho). Museum barang antik memiliki sejumlah contoh Surat Utang dari masa itu yang diberi tanda silang dengan huruf X besar, yang berarti utang tersebut apakah sudah diampuni atau sudah dibayar lunas. Hal inilah—dan banyak lagi—yang telah dilakukan Allah terhadap Surat Utang kita. Bukan hanya Ia mencoretkan tanda silang (cross = salib), tapi juga telah memakukannya pada salib Yesus (permainan kata-kata ini terkandung dalam maksud Paulus).
Sebagai hasilnya, “janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu” (Kol. 2:16). Anda lihat, “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rm. 8:31).
Inilah potret kasih Allah yang patut kita junjung tinggi!





