
Perayaan HUT Kemerdekaan Papua New Guinea dipimpin langsung oleh Konsulat Jenderal PNG di Jayapura, Col. Geoffrey Wiri, diikuti para tamu dan undangan, dengan menyanyikan lagu kebanggsaan Papua New Guinea.
Dari pandangan mata lokasi yang digunakan di Angkasa, sehingga dapat melihat langsung kea lam bebas Kota Jayapura hingga daratan Papua New Guinea.
“Kami bahagia dan bersyukur untuk merayakan bersama HUT Papua New Guinea dengan masyarakat di Kota Jayapura,” ujar Konsulat Jenderal PNG di Jayapura, Col. Geoffrey Wiri, dalam sambutannya.
Dikatakan, semua hubungan baik kedua Negara, yakni PNG – Indonesia hendaknya terus berlangsung secara baik pula.
“Kami berikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia, secara khusus juga untuk kerjasama yang terjadi selama ini dengan Pemerintah Provinsi Papua, sehingga ini menjadi harapan untuk terus kita jaga bersama,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Consul General, Geoffrey Wiri menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi kepada para tamu undangan yang hadir, diantaranyta Bupati Merauke Mr. Frederikus Gebze, Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Madam. Suzana Wanggai, Kepala Perbatasan Merauke Mr. Mike Christian Walinaulik, . Kepala Perbatasan Keerom Mr. Wawan Wanma, . Kepala Perbatasan Pegunungan Bintang, Mr. Iriando Dien,
Kepala Perbatasan Kota Jayapura, Mr. Amos Solossa, Border Administration Officer, West Sepik Province Mr. Ashley Wayne, . Border Customs and Immigration Officers at Skouw and Wutung,
Ela Motors Manager di Vanimo, Mr. Tinai Namani,. PNG Motors Agent in Vanimo, Mr. Emil Litiki, Pendeta. Milas Kombra, Para hadirin semua dari Jayapura dan Vanimo, Mahasiswa kami dari PNG yang sedang belajar di disini dan Seluruh Staff Konsulate PNG di Jayapura beserta keluarga.
“Mewakili Pemerintah saya dan masyarakat – Provinsi Papua yang tetangga terdekat dengan PAPUA NEW GUINEA, saya mengucapkan Selamat Datang ke KUNDU JAYAPURA Perayaan/ HUT PNG YANG KE-42 tahun di Angkasa Jayapura,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Wanggai, mengaku sangat senang dan diundang untuk merayakan bersama hari kemerdekaan ke – 42 tahun Papua New Guinea.
“Saya berharap semoga hubungan yang berjalan selama ini lebih ditingkatkan dan membuka kegiatan yang dapat membuka hubungan, tentunya konektivitas,” katanya.

Ditambahkan, tentunya ada banyak rencana, termasuk untuk mewujudkan pendidikan dan ke Boven Digoel bersama pemerintah PNG, melihat apakah anak – anak merek akan bersekolah disana.
Dari pantauan warga PNG membaur dengan masyarakat menikmati hindangan bersama dna lagu – lagu PNG diputar untuk menghibur masyarakat yang datang. Adapun perayaan dibatasi dengan waktu dari pukul 12.00 – 17.00 Waktu Indonesia Timur.
Sekilas Sejarah
Sabtu 16 September – Senin 18 September 2017 Ini adalah hari libur umum dan memperingati saat negara tersebut merdeka pada 1975 dari Australia. Papua Nugini terletak di Oceania.
Sepanjang sejarah negara ini, telah berada di bawah peraturan tiga negara termasuk Jerman terlebih dahulu, kemudian Inggris Raya, dan akhirnya Australia.
Sejarah Hari Kemerdekaan Pada tahun 1884, Colony atau German New Guinea, diciptakan. Itu terdiri dari bagian timur laut pulau New Guinea. Bagian pulau yang tersisa tetap berada di bawah protektorat Inggris.
Inggris kemudian menempatkan British New Guinea di bawah kendali Persemakmuran Australia pada tahun 1902, dan Australia mengambil alih kekuasaan atas New Guinea yang dipegang oleh Jerman selama Perang Dunia I.
Setelah ini, Wilayah New Guinea diciptakan oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1902 dan diberikan ke Australia untuk pemerintahan.
Pada akhir Perang Dunia II, New Guinea dan Wilayah Papua bergabung, menciptakan Wilayah Papua dan New Guinea. Kemudian berganti nama menjadi Papua Nugini pada tahun 1971.
Hanya dua tahun kemudian, PNG menjadi negara yang memerintah sendiri dan mendapat kemerdekaan penuh pada tanggal 16 September 1975. Apa yang Terjadi Selama Hari Kemerdekaan di PNG? Banyak perayaan dan perayaan terjadi pada hari ini.
Di pagi hari, upacara pengibaran bendera terjadi di seluruh negara. Setelah pengibaran bendera, di mana para tamu nasional dan internasional hadir, penduduk setempat mengadakan tarian budaya, bernyanyi di jalanan, dan menikmati musik dan pasar terbuka sepanjang hari.
(Eveerth Joumilena / Koran Harian Pagi Papua)





