

“Kami Punya Komunitas Juga Berbicara Lingkungan dan Siap Menjaga Lingkungan”
JAYAPURA (LINTAS PAPUA) – Pemenang Monj Port Numbay 2017, Zipora Julida Mano dan Tenci Sarlotha Marini, keduanya merupakan pemenang juara 1 dan juara 2, menyatakan ketertarikannya untuk ikut terlibat dalam dalam ivent Green Youtefa Performing Art (GYPA) di Abesauw.
Hal ini disampaikan dalam diskusi bersama panitia yang sedang merancang kesiapan ivent yang peduli lingkungan tersebut di Abesauw, Kampung Enggros, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/3).
Keduanya terlihat datang dan menanyakan beberapa hal untuk mendapatkan penjelasan serta berkomitmen untuk mendukung, sebagai bagian dari kepedulian akan penyelamatan lingkungan Teluk Youtefa.
“Ini menarik sekali, kami sendiri sebenarnya punya komunitas yang berbicara soal lingkungan. Kemarin kami yang membubuhi tandatangan di baliho dengan sendirinya menyatakan siap menjaga lingkungan,” ujar Zipora Julida Mano, pemenang Monj Port Numbay 2017, saat berdiskusi dengan salah satu dosen ISBI Papua, Iam Murda bersama sejumlah panitia di Dermaga Abesauw, Teluk Youtefa, Distrik Abepura, Jumat (17/3).

Dikatakan, bahwa Green Youtefa Performing Art, tentunya akan sangat menarik,apalagi dengan mengajak kepedulian lingkungan untuk Teluk Youtefa.
“Yang pasti kita mendukung apalagi untuk kepeduliain dengan penyelamataan lingkungan Teluk Youtefa,” katanya.
Sementara itu, Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua, Iam Murda menjelaskan, bahwa dalam upaya kampanyekan penyelamatan lingkungaan, kemungkinan akan menggunakan bahan daur ulang.
“Kami bersyukur ternyata adik-adik Monj Jayapura ini ingin terlibat dan tadi kami sudah diskusi soal kostum,” kata Iam Murda.

Jika semua sesuai yang direncanakan, menurut dosen yang tengah mengambil studi gelar doctor ini, maka penampilan Monj Port Numbay, akan berbeda dengan yang sebelumnya.
“Jika selama ini mereka menggunakan pakaian formal dengan bergaun indah, dalam GYPA kemungkinan akan kami akali menjadi pakaian daur ulang, karena isu yang kami usung salah satunya adalah memanfaatkan sampah daur ulang,” tuturnya menggambarkan rencana tersebut.
Selain Zipora dan Tenci yang langsung menyaksikan persiapan GYPA ini, kesiapan Panitia, terus dilakukan berbagai promosi dan ajakan masyarakat untuk peduli dengan lingkungan, panitia juga mengundang salah satu Diplomat Muda Papua yang kini bertugas di Kementerian Luar Negeri, Alfons Sroyer.

Alfons sendiri yang dihubungi mengaku siap untuk hadir selama diijinkan oleh kantornya. “Jika kantor saya mengijinkan pasti saya datang dan memang saat ini kegiatan masih padat makanya saya masih menunggu surat undangannya,” ucapnya singkat.
Alfons sendiri merupakan salah satu anak muda asal Papua yang sudah cukup lama bekerja di Kemenlu. Dari beberapa kali kegiatan lingkungan di Teluk Yotefa ia juga sempat hadir dan memberikan motivasi buat pemuda pemudi kampung untuk bis a menjaga tanah kelahirannya.

Menanggapi kesiapan tersebut, Ketua Forum Peduli Port Numbay Green, Fredy Wanda berharap berharap, adik Alfons Sroyer dapat memiliki banyak waktu untuk membantu menyuarakan pesan masyarakat kampung di Teluk Yotefa ini.
“Terutama pesan penyelamatan tentang kondisi lingkungan mereka yang terus mengalami kerusakan,” harap Pria Asal Waropen, yang mengaku sejak kecil hingga dewasa hidupnya bertumbuh bersama masyarakat di Teluk Youtefa, yakni tiga Kampung Enggros, Tobati dan Nafri yang berada di perairan Teluk Youtefa. (Eveerth Joumilena)





